Kisah perkumpulan beberapa macam jenis burung yang dirajai oleh burung garuda.
Pada beberapa waktu yang lalu sang garuda telah mengumumkan bahwa akan ada perayaan penyambutan anggota kelompok baru. Ketika waktu pelaksanaan pesta semakin dekat, garuda memanggil seekor burung pipit dan mengajaknya ngobrol berdua:
"wahai pipit, pesta semakin dekat, apakah kamu sudah melakukan persiapan untuk pesta ini? Bagaimanapun aku telah mengamanahimu untuk bertanggung jawab atas pesta penyambutan anggota baru" pipit pun menjawab "sudah wahai paduka, hamba telah membuat beberapa perencanaan. Dan untuk siapa yg akan memimpin pesta nanti, izinkan hamba menunjuk gagak sebagai pemimpin." "gagak? Apakah kau yakin? Pikirkan sekali lagi" tanya garuda sedikit ragu. "hamba sudah sangat yakin, hamba percaya padanya. Pesta ini akan sangat meriah bila dia bisa membantu hamba melaksanakannya. Dalam acara2 sebelumnya pun saya tidak pernah kecewa dalam memilih pemimpin" sang Raja pun hanya diam saja dan mengangguk ragu.
Si pipit pun segera memberitahu gagak akan hal itu, sang gagak sangat senang ditunjuk menjadi pemimpin untuk sebuah acara pesta. Dan meyakinkan pipit bahwa pesta akan berjalan dengan meriah nantinya.
Hari berikutnya, akan diadakan rapat untuk membahas pelaksanaan pesta tersebut. Di sana sudah berkumpul semua burung termasuk sang raja Garuda. Dalam pertemuan dibahas lah semua konsep acara, dari sistem seleksi anggota baru, hingga makanan apa yg hendak disajikan saat pesta nanti. Si pipit cukup kaget, karena hal itu pipit sama sekali tidak tahu. Belum ada diskusi antara gagak dan pipit. Lalu pipit tetap berpikir positif, baik lah mungkin hal tersebut telah diputuskan gagak tanpa meminta pertimbangan pipit adalah untuk urgensi. Yg penting bagi pipit adalah yang terbaik saja asal pesta bisa berjalan dengan baik.
Esoknya garuda mengirim pesan pada pipit "wahai pipit, bagaimana pendapatmu mengenai tempat pesta? Apakah kamu setuju?" pipit sedikit kaget dengan pertanyaan itu karena pipit bahkan tidak tahu apa apa mengenai tempat pesta. "apakah gagak belum memberitahumu kalau kita akan mengadakan pesta di hutan cerme?" "maaf paduka, gagak tidak memberitahu apa apa pada hamba. Bahkan tidak ada satu pun obrolan/pesan dari gagak kepada hamba" "kamu jangan lah bercanda, semalam gagak telah melaksanakan perkumpulan dengan burung burung lain. Apakah kamu tidak hadir?" "maaf paduka, bahkan gagak tidak mengundang hamba dalam perkumpulan itu"
Sejak saat itu, pipit lebih sering merenung. Ia menunggu pesan dari gagak, berharap akan ada diskusi mengenai pesta. Namun hari-hari berlanjut tak ada kabar apa pun dari sang gagak. Sang gagak menjadi sombong, merasa bisa melaksanakan pesta itu sendiri tanpa bantuan si pipit karena menganggap pipit kerdil dan tak mampu duajaknya diskusi. Gagak lebih senang membahas pesta itu bersama burung2 yg lain. Pipit merasa benar-benar tidak dibutuhkan dan nyali nya semakin kecil. Hari-hari pipit merasa sedih, tidak pernah seumur hidupnya diberlakukan seperti itu, bahkan sang Raja Garuda pun benar2 sangat menghormati dan mengayomi pipit serta burung2 lainnya.
Pipit memutuskan untuk menarik diri dari pelaksanaan pesta. Burung kenari yang mendengarnya sangat kesal, ia tidak terima sahabatnya itu diperlakukan tidak adil dan semena mena. Ia bahkan juga mengancam tidak mengikuti pesta kalo si pipit tidak ikut. Dia marah pada pipit kenapa pipit tidak mau menegur sang gagak karena ia tahu pipit memiliki kedudukan yg tinggi dari gagak. Dan pipit hanya menjawab "aku lebih menyukai kedamaian daripada harus menuruti egoku sendiri. Mungkin ini cara terbaikku, diam. Agar semua tetap baik2 saja. Aku sudah izin pada paduka raja, dan raja mengizinku pergi untuk sementara. Dengan syarat aku harus kembali lagi ke sini"
Raja sangat sedih dan kecewa, ia kehilangan 1 anggota yg sangat berarti. Namun untuk saat ini ia tidak bisa bertindak apa apa selain support keputusan si pipit
Pipit pun terbang jauh ke arah selatan untuk menenangkan diri. Ia tak pernah lagi terlihat dalam pertemuan atau rapat perkumpulan. Satu per satu burung menyadari, dan mempertanyakan. Lalu sang gagak berorasi di depan burung burung lain, bahwa si pipit tidak melaksanakan amanahnya, pipit menghilang dan tidak bertanggung jawab atas pestanya. Ia menggiring opini burung2 lain atas apa yg dilakukan pipit adalah salah, tanpa pernah ia mengoreksi bahwa kesalahan juga terletak pada dirinya. Bahkan untuk apapun yg ada dalam tiap perkumpulan selalu ia laporkan pada gagak gagak yang lain, lalu mereka menertawai bersama2 seakan pertemuan2 itu adalah sebuah lelucon.
Sekali lagi, sang Raja masih belum bisa berbuat apa2 karena demi menjaga perdamaian anggota kelompoknya. Karena apa yg akan dilakukan oleh gagak dan kawanannya bisa menjadi boomerang tersendiri untuknya, dan anggota burung lainnya. ia hanya merasa bersalah pada pipit karena tak bisa melindunginya
Selamat gagak, kamu menang.
Tapi kamu tidak sadar bahwa kamu sedang berada dalam dunia lembayung
Yang lama dan semakin lama akan melilit tubuhmu sendiri
Kau terus mencari celah untuk mencela si pipit
Hidupmu penuh hitam seperti bulumu
Kau akan terus hidup seperti itu
Sedang pipit? Hidup tenang dan bahagia bersama kehidupan barunya dengan menghapus semua dendam yang ada
-RN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar